1. Aku menyesal sudah melanggar pantanganku yang akhirnya justru menyusahkan aku sendiri.
2. Aku menyesal sudah meremehkan panggilanku.
Ya mungkin hari ini bisa menjadi pelajaran berharga buat aku.
Hanya puisi ini yang bisa menggambarkan suasana hatiku saat ini.....
Satu rasa dihati
Kau berikan hati penuh pengharapan
Laksana gemuruh ombak
Hatiku rindu padaMu
Kau selalu ada untukKu
Tapi ini balasanKu
Tak kupedulikan harapanMu
Satu alasan tlah menghancurkan segalaNya
Saat rindu itu hilang
Kuingin Kau tumbuhkan rasa itu
Saat rasa itu datang
Kutinggalkan tanpa bekas
Hinanya diriku
Pantaskah aku dihadapanMu?
Rasa sesal ini memberiKu pelajaran
Kutahu Kau inginku dekat padaMu
Takkan lagi kuacuhkan rasa itu
Kau buat aku mengerti hadirMu
Takkan lagi kusakiti hatiMu
Biarkan aku selalu dekat padaMu
Maafkan segala lakuKu
Ku sungguh menyesal
Ku tak tahu harus bagaimana
Kau segalanya bagiKu
Kau berikan hati penuh pengharapan
Laksana gemuruh ombak
Hatiku rindu padaMu
Kau selalu ada untukKu
Tapi ini balasanKu
Tak kupedulikan harapanMu
Satu alasan tlah menghancurkan segalaNya
Saat rindu itu hilang
Kuingin Kau tumbuhkan rasa itu
Saat rasa itu datang
Kutinggalkan tanpa bekas
Hinanya diriku
Pantaskah aku dihadapanMu?
Rasa sesal ini memberiKu pelajaran
Kutahu Kau inginku dekat padaMu
Takkan lagi kuacuhkan rasa itu
Kau buat aku mengerti hadirMu
Takkan lagi kusakiti hatiMu
Biarkan aku selalu dekat padaMu
Maafkan segala lakuKu
Ku sungguh menyesal
Ku tak tahu harus bagaimana
Kau segalanya bagiKu
Semoga tidak ada orang yang mengikuti kesalahanku ini....
NB : Meskipun Tuhan begitu pemaaf, tapi akan lebih baik jika kita tidak menyakitinya dari awal...
2 comments:
bener..setuju dengan kalimat terakhirnya.
wah..
puisinya puitis bnget n teruslah kembangkan bakatmu membuat puisi..
Post a Comment