Bacaan Setahun : Ulangan 4-6
Nats : ... apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil ... telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain bahwa aku dipenjarakan karena Kristus (Filipi 1:12,13)
IKUT MEMBENTUK
Bacaan : Filipi 1:12-19
Israella Darmawan sangat gembira saat Barrack Obama terpilih menjadi Presiden Amerika. Padahal ia bukan anggota tim suksesnya. Bukan pula warga Amerika. Israella adalah guru SD Fransiskus Asisi, Jakarta, yang pernah mengajar Obama ketika menjalani masa kecilnya di Indonesia. Walau hanya setahun, ia masih ingat saat ia memeriksa tugas mengarang yang diserahkan oleh Obama kecil. Obama membuat karangan berjudul "I want to be a president" (Saya ingin menjadi presiden). Israella tidak menyangka, tahun itu ia diberi kesempatan untuk ikut membentuk perjalanan hidup seorang presiden Amerika!
Setiap pertemuan adalah kesempatan. Itulah komentar Rasul Paulus kepada jemaat Filipi tentang kisah pemenjaraannya. Pengalaman dipenjara tanpa bersalah umumnya berisi cerita pahit. Tidak demikian bagi Paulus. Dari proses pengadilan sampai pemenjaraan, ia bertemu dengan banyak orang yang belum beriman. Baik tentara Romawi di istana maupun sesama penghuni penjara (ayat 13). Ini dipandangnya sebagai kesempatan emas. Ia memakai setiap pertemuan untuk bersaksi tentang Kristus. Ia berharap lewat pertemuan singkat itu, Tuhan bisa memakainya untuk mengubah jalan hidup tiap orang yang dijumpainya.
Setiap hari Tuhan mempertemukan Anda dengan berbagai tipe manusia. Seiman atau bukan. Menyenangkan atau menyebalkan. Baik atau jahat. Kaya atau miskin. Pandanglah itu sebagai sebuah kesempatan. Pancarkan kasih Tuhan lewat tutur kata dan perbuatan Anda. Siapa tahu, dalam pertemuan singkat itu Allah memakai Anda untuk ikut membentuk jalan hidup mereka ke arah yang lebih baik -AYA
PERAN ANDA MUNGKIN SEDIKIT DALAM HIDUP SESEORANG
NAMUN ITU SUDAH CUKUP MEMPERKAYA HIDUPNYA
NAMUN ITU SUDAH CUKUP MEMPERKAYA HIDUPNYA
Senin, 2 Maret 2009
Bacaan Setahun : Ulangan 7-9
Nats : Pengharapan itu sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir (Ibrani 6:19)
BERI KAMI HARAPAN!
Bacaan : Ibrani 6:9-20
Film Flight of the Phoenix bercerita tentang pesawat pengangkut minyak yang terempas badai pasir di Gurun Mongolia. Dua penumpangnya tewas, radio rusak, dan badan pesawat pun berantakan. Dengan catu daya yang terbatas di tengah lingkungan yang tak ramah, masih adakah harapan bagi mereka yang bertahan hidup?
Seorang penumpang mengusulkan untuk merakit kembali pesawat baru dari rongsokan yang ada. Sang pilot menepiskan ide itu; menganggapnya menggelikan dan mustahil. Penumpang lain menyanggahnya. "Menurutku, orang cuma perlu satu hal dalam hidup ini," katanya. "Ia hanya perlu seseorang untuk dikasihi. Kalau kau tidak bisa memberikan itu, berilah mereka sesuatu untuk mereka harapkan."
Pengharapan meneguhkan kehidupan kita. Penulis Ibrani menggambarkan kehidupan ini sebagai kapal di lautan. Jiwa kita adalah kapalnya, yang mengangkut muatan berharga: anugerah keselamatan (ayat 9). Kita tengah berlayar menuju pelabuhan surga. Adapun pencobaan, penganiayaan, dan penderitaan adalah angin dan gelombang yang berpotensi mengandaskan kapal. Karenanya, kita memerlukan sauh yang memberikan kepastian dan keteguhan. Sauh itu tidak lain adalah pengharapan kita di dalam Yesus.
Di tengah dunia yang penuh gelombang ketidakpastian, kita dapat tetap tenang karena Yesus telah melabuhkan sauh kapal jiwa kita ke belakang tabir, yaitu ruang Mahakudus di surga. Hadirat Allah yang mulia itu tidak terpengaruh oleh keadaan dunia. Di sana Dia menjadi Imam Besar yang kekal dan tidak mungkin gagal menolong umat-Nya -ARS
PENGHARAPAN KITA TEGUH
KARENA TERPANCANG PADA BATU KARANG YANG TIDAK TERGUNCANGKAN
Selasa, 3 Maret 2009
Bacaan Setahun : Ulangan 10-12
Nats : Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium (Lukas 15:20)
ARTI SEBUAH PELUKAN
Bacaan : Lukas 15:11-24
Ketika memulai gerakan Free Hugs (Pelukan Gratis) pada 30 Juni 2004 di sebuah jalan ramai di Sydney, Australia, banyak orang yang menganggap Juan Mann tidak waras. Mereka menertawakan dan memandangnya dengan curiga. Hampir lima belas menit ia berdiri tanpa hasil. Sampai akhirnya seorang ibu tua datang menghampirinya. Dengan wajah muram, ibu itu berkisah, pagi tadi anjingnya mati dan hari itu adalah tepat setahun putri tunggalnya meninggal karena kecelakaan mobil. Ia merasa begitu kesepian. Mann memeluk ibu itu. Mereka lalu berpisah dengan senyum cerah di wajah sang ibu. Kampanye Free Hugs kemudian berkembang secara luas di seluruh dunia sejak videonya muncul di Youtube pada tahun 2006.
Firman Tuhan hari ini berkisah tentang si anak hilang yang pulang. Berbagai kegalauan dan ketakutan tentu melintas di benaknya. Ia sudah sangat mengecewakan ayahnya. Ia sungguh maklum kalau ayahnya akan memarahi atau bahkan mengusirnya. Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan semprotan kemarahan atau penolakan, sang ayah menyambutnya dengan pelukan kasih (ayat 20). Bisa dibayangkan, betapa leganya hati si anak hilang. Seribu satu beban yang menindihnya terangkat sudah. Plong.
Andai ada survei: di mana tempat teraman dan ternyaman di dunia? Jangan heran kalau banyak orang yang menjawab: pelukan orang yang kita sayangi dan menyayangi kita. Ya, pelukan yang didasari hati yang mengasihi itu bagai sebuah oase-damai dan tenteram. Di sana segala galau dan resah sirna. Segala perih tuntas. Sungguh -AYA
KADANG YANG ORANG PERLUKAN
HANYALAH SEBUAH PELUKAN PENUH KASIH
Rabu, 4 Maret 2009HANYALAH SEBUAH PELUKAN PENUH KASIH
Bacaan Setahun : Ulangan 13-16
Nats : Apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti (1Korintus 1:28)
PILIHAN ALLAH
Bacaan : 1Korintus 1:25-31
Ada dongeng tentang seorang penasihat raja yang buruk rupa, tetapi bijaksana. Raja selalu mendengarkan, sehingga sang ratu iri padanya. Ratu merasa bahwa si buruk rupa ini adalah penyihir yang membawa pengaruh buruk pada raja.
Suatu kali ratu menjumpainya dan menghinanya sebagai manusia yang tidak berarti. Sang penasihat tersenyum dan mengatakan bahwa anggur kerajaan yang terbaik disimpan di dalam bejana tanah liat yang kelihatan kotor, sama seperti anggur petani di desa-desa. Ratu tidak mengerti, tetapi ia segera memeriksa hal itu. Betapa terkejut dan marahnya saat mendapati bahwa anggur kerajaan disimpan di bejana tanah liat. Ia memerintahkan agar anggur tersebut dipindahkan ke dalam bejana emas dan perak.
Namun, saat perjamuan makan kerajaan, anggur tersebut menjadi asam, sehingga menimbulkan kemarahan raja. Ratu pun malu dan mengakui kesalahannya. Ia memandang penasihat itu dan mengerti bahwa penampilan tidaklah penting. Buruk rupa tidak berarti buruk isinya.. Cantik di luar tak berarti cantik di dalam. Anggur terbaik memang harus disimpan dalam bejana tanah liat.
Paulus menjelaskan bahwa Tuhan bekerja tidak memandang rupa. Apa yang bodoh, tidak terpandang, dan hina bagi dunia dipilih Allah untuk menunjukkan hikmat-Nya. Alangkah bodoh jika pelayanan atau gereja memilih pengurus berdasarkan kulit luarnya-seperti harta, jabatan, atau gelar. Harta, jabatan, dan gelar bisa dipakai Tuhan, tetapi Tuhan lebih melihat isi, yaitu karakter, kedewasaan, dan prinsip hidup melayani. Dia tidak memandang kaya atau miskin, terpandang atau tidak, terpelajar atau tidak -DBS
MANUSIA KERAP MELIHAT KULIT LUAR SEMATA
TETAPI TUHAN MEMILIH HATI YANG TULUS DAN SETIA
TETAPI TUHAN MEMILIH HATI YANG TULUS DAN SETIA
Kamis, 5 Maret 2009
Bacaan Setahun : Ulangan 17-19
Nats : Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28)
BURUNG GAGAK
Bacaan : 1Raja 17:1-6
Dalam sebuah bencana kapal karam, seorang lelaki terdampar di pulau terpencil. Demi bertahan hidup, ia belajar memanfaatkan segala yang ada di pulau itu untuk dimakan. Bahkan dalam upaya melindungi diri, ia berhasil membangun gubuk untuk berteduh. Berbulan-bulan ia bertahan tanpa bantuan siapa pun. Suatu hari, ketika kembali dari berburu, ia mendapati gubuknya terbakar. Dengan badan lemas ia mengeluhkan nasibnya. Namun, ternyata justru dari situ datang pertolongan baginya: asap dari gubuk terbakar itu memberi tanda untuk datangnya kapal penolong.
Bayangkan, pada musim kering, dalam keadaan alam yang gersang ada suara burung gagak. Itu pertanda burung-burung itu mencium bau kematian. Mereka menanti seseorang mati diserbu ganasnya kekeringan, sehingga bangkainya siap disantap. Dan memang ada orang di sana. Elia namanya. Namun, skenario terbalik. Orang itu tidak mati dihajar musim kering yang dahsyat. Ia hidup, tetap minum dan makan. Dan yang paling aneh, burung-burung gagak bukan mau "memakannya", melainkan memberinya makan! Itulah cara unik Tuhan memelihara hamba-Nya. Pembawa bau kematian dijadikan-Nya pembawa harapan akan kehidupan.
Krisis global sekarang ini betul-betul seperti kekeringan yang melanda bumi. Mendatangkan kegersangan jiwa, kelaparan fisik, kepenatan hati, pengangguran, kemiskinan, dan ketakutan. Akan tetapi ingatlah, yang kita pandang buruk dapat menjadi alat Tuhan untuk mendatangkan kebaikan yang tak terduga. Pemeliharaan-Nya atas kita melampaui segala musim dan cuaca. Tetaplah percaya dan berusaha. Tiada yang mustahil bagi Dia -PAD
PENGHARAPAN MEMBARA
DI DADA ORANG-ORANG YANG PERCAYA AKAN DIA
DI DADA ORANG-ORANG YANG PERCAYA AKAN DIA
Jumat, 6 Maret 2009
Bacaan Setahun : Ulangan 20-22
Nats : Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh (Mazmur 1:1)
INTERNET
Bacaan : Mazmur 1
Lewat internet, kini orang bisa belajar tentang apa saja dan bertemu dengan siapa saja yang ia inginkan. Analisis The Washington Post (Maret 2007) menunjukkan, ada 408 juta halaman website membahas soal seks dan 396 juta halaman membahas soal agama. Jadi, seorang anak bisa dengan mudah mendapatkan semua informasi; baik tentang seks maupun Tuhan, hanya lewat komputer di kamarnya. Bahkan ia bisa bergabung dengan kelompok pecandu narkoba, kelompok penggemar pornografi, kelompok religius, atau puluhan ribu kelompok lainnya. Munculnya aksi teroris, misalnya, dipicu oleh adanya website yang mempromosikan cara membuat bom bunuh diri!
Pemazmur menjelaskan bahwa di hadapan kita selalu terbentang dua jalan: jalan orang fasik atau jalan orang benar. Seseorang bisa memilih jalan kefasikan karena daya tarik atau pengaruh orang lain. Ia "berjalan menuruti nasihat" mereka yang mempromosikan gaya hidup melawan kehendak Tuhan. Ia "duduk dalam kumpulan pencemooh"; mendengarkan pendapat mereka yang memandang remeh Tuhan dan tak punya rasa takut kepada-Nya. Dengan bergabung atau bersekutu bersama kelompok itu di dunia maya, iman kita bisa terkikis perlahan-lahan, sampai kita menjadi "sekam yang ditiupkan angin (ayat 4)". Orang terhilang yang dimakan setan zaman.
Teknologi modern membuat orang kini jauh lebih mudah untuk berjalan menuruti nasihat orang fasik. Maka, hati-hatilah ketika membuka sebuah halaman website. Sebelum memencet tombol "klik", bertanyalah lebih dulu: ke mana "klik" ini akan menuntun saya? Jalan orang fasik atau jalan orang benar? -JTI
JALAN ORANG FASIK BAGAIKAN JALAN TOL
BEGITU SALAH MASUK, SUSAH BERPUTAR KEMBALI
BEGITU SALAH MASUK, SUSAH BERPUTAR KEMBALI
Sabtu, 7 Maret 2009
Bacaan Setahun : Ulangan 23-25
Nats : Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23)
MENJAGA HATI
Bacaan : Amsal 4:20-27
Bayangkan sebuah rumah; bagus dan megah, tetapi tidak terawat. Banyak kotoran dan sampah. Pasti tidak nyaman dan tidak sehat. Sebaliknya, sebuah rumah yang sederhana, tetapi terawat dan tertata baik, pasti akan terasa nyaman dan sehat. Kita pun akan betah tinggal di dalamnya.
Begitu juga dengan hidup kita. Cerah suramnya hidup ini tidak terletak pada kekayaan ataupun fasilitas-fasilitas tertentu, tetapi pada hati yang terjaga dengan baik. Hati yang penuh rasa syukur akan membuat kita melihat hidup ini secara positif. Oleh karenanya, kita tidak akan kehilangan kegembiraan, pun ketika kita tengah menjalani kehidupan yang berat. Sebaliknya hati yang penuh keluh kesah, akan membuat kita melihat hidup hanya dari sisi negatif. Karenanya kita sulit bergembira.
Dalam berelasi dengan orang lain, hati juga bisa sangat menentukan. Hati yang baik dan tulus akan terjelma dalam sikap-sikap yang membangun. Sebaliknya hati yang culas, penuh rasa tidak senang, iri, dan tamak, akan terjelma dalam sikap-sikap yang merusak. Semua yang dilakukan orang lain bisa saja dimaknai secara negatif.
Betapa pentingnya peran hati dalam hidup manusia. Di kitab Amsal kita dapat menemukan 131 ayat yang memuat kata "hati". Dari situ tersirat bahwa menjaga hati itu perlu; khususnya menjaga hati dari segala kotoran dan sampah kehidupan. Untuk itu kita perlu selalu melakukan evaluasi dan introspeksi diri, serta memohon agar Tuhan menolong membersihkan hati kita dari segala hal yang buruk -AYA
HIDUP DALAM SYUKUR
MEMBUAT LANGKAH KITA TERASA LEBIH RINGAN
MEMBUAT LANGKAH KITA TERASA LEBIH RINGAN
Minggu, 8 Maret 2009
Bacaan Setahun : Ulangan 23-25
Nats : Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus (Kolose 2:8)
KEPERCAYAAN TRADISIONAL
Bacaan : Kolose 2:6-15
Setahun: Ulangan 26-28
Dalam sebuah artikel di jurnal ilmiah Nature, pernah dibahas bahwa secara alami manusia adalah makhluk yang religius. Itu sebabnya dalam semua kebudayaan tradisional, biasanya ada sistem kepercayaan akan hal-hal gaib. Di Indonesia, hal ini tampak dalam ritual-ritual yang wajib dilakukan sebelum melakukan sesuatu, atau kepercayaan tentang hari-hari baik dan buruk, atau tentang tanda-tanda yang menubuatkan sesuatu akan terjadi.
Sebagai pengikut Kristus, tidak semua tradisi tersebut bisa kita terima begitu saja. Sebab, semenjak kita percaya kepada Yesus, kita hidup hanya di dalam Dia (ayat 6,7).. Sementara itu, kita tahu bahwa banyak dari kepercayaan tersebut yang justru membuat kita menjauh dari Dia dan mendekat kepada roh-roh atau hal-hal lain yang bukan Tuhan. Padahal, semua roh dan kekuatan lain tersebut telah ditaklukkan oleh Kristus (ayat 15), sehingga jika kita sudah ada di dalam Dia, maka tidak ada gunanya tunduk dan mengabdi kepada segala hal gaib tersebut.
Memang pada praktiknya, tidak mudah dan tidak selalu bijak pula kalau kita membuang begitu saja segala tradisi yang selama ini dipegang oleh keluarga dan kerabat kita. Oleh karena itu, sejauh yang kita bisa, kita dapat memodifikasi dan memaknai ulang tradisi yang ada sambil pelan-pelan memberi pemahaman kepada keluarga dan kerabat kita. Sebagai contoh, daripada melakukan ritual untuk mencegah roh jahat mengganggu acara yang akan dilaksanakan, lebih baik kita mengadakan acara pemberkatan dan pengucapan syukur kepada Tuhan sambil menjelaskan makna dan alasannya dengan sopan -ALS
BIJAK-BIJAKLAH MENYIKAPI KEPERCAYAAN TRADISIONAL
DENGAN SELALU MENGINGAT BAHWA YESUSLAH TUHAN KITA
DENGAN SELALU MENGINGAT BAHWA YESUSLAH TUHAN KITA
Senin, 9 Maret 2009
Bacaan Setahun : Ulangan 29-31
Nats : Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah (Pengkhotbah 5:1)
TERBURU-BURU
Bacaan : Pengkhotbah 4:17-5:6
Di kota Bern, Swiss, ada menara dengan jam besar di atasnya. Usianya sudah 750 tahun, tetapi masih berfungsi. Uniknya, jam itu tidak punya jarum penunjuk menit! Orang zaman dulu rupanya tidak hidup tergesa-gesa. Waktu sehari hanya dibagi dalam hitungan jam. Belakangan baru orang membagi satu jam menjadi 60 menit. Pada zaman modern, satu menit dibagi lagi menjadi 60 detik. Makin akuratnya pembagian waktu membuat manusia bisa memakai waktu lebih efektif dan produktif. Namun juga membuat kita menjadi budak waktu. Tidak bisa tenang. Selalu terburu-buru karena dikejar jadwal dan target.
Tuhan mengajar kita untuk menghargai waktu. Nazar kepada-Nya harus digenapi tepat waktu. Sesuai jadwal. Tidak ditunda-tunda (ayat 3,4). Namun, hidup tidak boleh jadi serba terburu-buru. Saat berdoa, misalnya, kita diminta tidak "lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah" (ayat 1). Sediakan waktu untuk menenangkan diri lebih dulu. Benar-benar hadir di hadapan-Nya. Jika mulut asal berucap, tetapi pikiran masih ada di lain tempat, doa kita bisa menjadi "asbun" (asal bunyi). Sekadar rutinitas. Akibatnya, banyak terlontar janji gombal yang tidak kita amini dan tepati. Berbicara terburu-buru kerap membuat orang khilaf (ayat 5). Bicara tanpa pikir panjang!
Sediakanlah cukup waktu saat bersekutu dengan Tuhan, juga saat bercengkerama dengan keluarga dan teman. Pada momen-momen berharga itu, perlambat kecepatan hidup Anda. Jadilah rileks. Hadir dan nikmati tiap percakapan, sehingga relasi Anda jadi bermakna. Sibuk boleh, tetapi jangan mau diperbudak waktu! -JTI
ORANG YANG HIDUP TERBURU-BURU DARI PAGI HINGGA PETANG
KERAP KEHILANGAN MOMEN INDAH YANG TAK TERULANG
KERAP KEHILANGAN MOMEN INDAH YANG TAK TERULANG
Selasa, 10 Maret 2009
Bacaan Setahun : Ulangan 32-34
Nats : ... ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal ... (Ulangan 18:11)
RAMALAN
Bacaan : Ulangan 18:9-14
Raja Henry IV dari Inggris pernah diramal bahwa ia akan menemui ajalnya di sebuah tempat bernama Yerusalem. Mula-mula ia merasa aman karena Yerusalem sangat jauh dari Inggris. Namun pada tahun 1413, sewaktu menghadiri sebuah upacara gereja, raja tiba-tiba jatuh sakit dan harus dirawat di sebuah ruangan di gereja tersebut. Tak disangka, ruangan itu bernama "Yerusalem". Dan, karena begitu percaya ramalan, raja sangat takut dan meninggal! Apakah ramalan terhadap Raja Henry memang tepat? Sepintas, ya. Namun, sebenarnya ramalan itu takkan berpengaruh andai Raja Henry tidak memercayainya dan menjadi sangat ketakutan. Jadi, sang raja meninggal bukan karena manjurnya ramalan, tetapi karena ketakutannya sendiri.
Ramalan yang sudah ada sejak zaman dulu, kembali populer di masa kini. Ada program komputer yang bisa meramal hidup seseorang, ada program di televisi yang juga melakukan hal serupa. Ada layanan SMS yang bisa dikirim untuk mendapat nasihat ramalan. Dan, setiap majalah atau tabloid masih terus memuat rubrik ramalan bintang!
Allah menentang semua hal yang berbau okultisme, termasuk ramalan berbau klenik dan magis. Ramalan membuat kita tak lagi berharap dan percaya kepada Tuhan, sebaliknya memercayai perkataan manusia. Jangan terlibat hal-hal seperti ini. Ramalan-ramalan demikian tidak akan mendatangkan damai sejahtera, tetapi mendatangkan ketakutan, kekhawatiran, serta efek-efek negatif lain.. Lebih jauh, memercayai ramalan merupakan kekejian di mata Tuhan. Kita kerap berdalih bahwa itu hanya "iseng". Namun jika terus dilakukan, lama-lama kita percaya juga. Akhirnya, hidup kita bukan lagi diatur Tuhan, tetapi ada di tangan para peramal. Kalau sudah begitu, siapa yang rugi? -PK
DI MANAKAH KITA MENARUH HIDUP;
DI TANGAN TUHAN ATAU DI TANGAN MANUSIA?
DI TANGAN TUHAN ATAU DI TANGAN MANUSIA?
Rabu, 11 Maret 2009
Bacaan Setahun : Yosua 1-3
Nats : Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya (Hakim-hakim 16:16)
SERANGAN DARI DALAM
Bacaan : Hakim-hakim 16:15-21
Gedung tertua di San Francisco, Mission Dolores, memiliki riwayat unik. Bangunan yang didirikan pada 1791 ini mampu bertahan melewati empat gempa bumi besar, termasuk gempa bumi dahsyat 1906 yang meratakan sebagian besar kota tersebut. Ironisnya, gedung itu malah nyaris ambruk karena digerogoti sejenis rayap pada 1990-an.
Riwayat Mission Dolores mengingatkan kita pada kisah hidup Simson. Ia hakim Israel yang terkemuka karena kekuatan dan keperkasaannya. Ia pernah membunuh singa dengan tangan kosong dan berkali-kali mengalahkan bangsa Filistin seorang diri. Tragisnya, ia justru terkulai karena bujuk rayu perempuan yang merupakan mata-mata musuhnya. Hawa nafsu membuat pandangannya lamur, tidak sanggup mengenali karakter Delila yang sesungguhnya. Rengekan Delila pun meruntuhkan pertahanannya, sehingga ia membeberkan rahasia kekuatannya (ayat 17). Ia, yang secara gagah berani menghalau musuh-musuh yang menyerang dari luar, jatuh akibat hawa nafsu yang merapuhkan hatinya dari dalam.
Kita masing-masing juga rentan terhadap kecenderungan serupa. Kita mungkin gigih mengatasi kebangkrutan bisnis atau kegagalan berprestasi-tantangan hidup yang berasal dari luar. Namun, apakah kita gigih pula mewaspadai hawa nafsu, ketamakan, amarah, atau kelemahan lain yang merongrong kehidupan kita dari dalam? Walaupun tampaknya sepele, apabila tidak dikendalikan, masalah itu dapat merusak kehidupan kita. Karena itu, kita perlu mengenali kelemahan tersebut, mengakuinya di hadapan Tuhan, dan memohon anugerah untuk mengatasinya -ARS
SEDIKIT-SEDIKIT LAMA-LAMA MENJADI BUKIT JUGA BERLAKU
UNTUK MASALAH-MASALAH KECIL YANG TAK SEGERA DIATASI
UNTUK MASALAH-MASALAH KECIL YANG TAK SEGERA DIATASI
Kamis, 12 Maret 2009
Bacaan Setahun : Yosua 4-6
Nats : Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena dialah yang berbicara (Kisah 14:12)
TERKENAL DAN DIHORMATI
Bacaan : Kisah 14:8-18
Beberapa waktu lalu, stasiun berita internasional Channel News Asia menayangkan reportase tentang impian para pemuda India untuk menembus industri perfilman India yang dikenal sebagai Bollywood. Impian ini didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi terkenal dan dihormati seperti para bintang film seperti Sanjay Dutt, Amitabh Bachchan, dan Shahrukh Khan.
Paulus dan Barnabas pernah menjadi terkenal dan dihormati karena mukjizat yang Tuhan adakan melalui mereka (ayat 8-10). Bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka dipuja sebagai dewa (ayat 11-13). Bayangkan prospek kenikmatan yang bisa mereka nikmati, jika mereka menerima pemujaan tersebut. Namun, Paulus dan Barnabas tidak tergoda dan tidak lupa diri (ayat 14-17). Mereka ingat siapa mereka dan apa tugas mereka. Karena itu, mereka segera memakai kesempatan itu untuk menunaikan tugas memberitakan Injil (ayat 15-17).
Adalah manusiawi kalau kita ingin terkenal dan dihormati. Adalah alami juga kalau kita menjadi tenar dan dihormati karena keberhasilan dan kesuksesan kita. Akan tetapi, jangan sampai ketenaran dan penghormatan tersebut membuat kita lupa diri. Kita harus ingat bahwa segala keberhasilan dan kesuksesan kita adalah anugerah Tuhan, sehingga harus dipakai untuk memuliakan Dia dan memberkati orang lain. Praktisnya, seorang yang sukses menjadi pejabat pemerintahan atau pemimpin perusahaan harus memakai kesuksesannya itu untuk mendatangkan kebaikan bagi banyak orang. Seorang pendidik, pendeta, tokoh masyarakat, atau orangtua jangan menyalahgunakan "statusnya" tersebut. Seorang selebriti harus memberi kesaksian hidup yang layak ditiru oleh penggemarnya -ALS
KETENARAN DAN PENGHORMATAN DIBERIKAN TUHAN BAGI KITA
UNTUK MEMULIAKAN DIA DAN MENDATANGKAN BERKAT BAGI SESAMA
UNTUK MEMULIAKAN DIA DAN MENDATANGKAN BERKAT BAGI SESAMA
Jumat, 13 Maret 2009
Bacaan Setahun : Yosua 7-9
Nats : Lalu datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa" (Matius 8:25)
TUHAN TIDUR?
Bacaan : Matius 8:23-27
Perasaan ditinggal sendirian sangat menyakitkan. Seorang teman bercerita tentang pengalamannya saat dijambret. Seorang pria bersepeda motor menghampiri dan menarik tasnya. Terjadilah adegan tarik-menarik tas. Ia berteriak minta tolong. Tak seorang pun menolongnya, meski di dekat situ sebuah kedai kopi masih buka. Perasaan tidak berdaya dan tidak ditolong membuat peristiwa itu meninggalkan kenangan menyakitkan, bahkan lebih menyakitkan dari perampokan itu sendiri.
Begitulah perasaan murid-murid Yesus ketika perahu mereka dihantam gelombang, sementara Yesus tidur. Topan dahsyat dan ombak menyembur. Tubuh menggigil karena basah kuyup. Keadaan demikian kritis, sehingga para murid yang sebenarnya nelayan kawakan, tak bisa tidak berteriak, "Kita binasa." Insting bertahan mereka berubah menjadi kegelisahan bahwa mereka takkan selamat. Sementara itu semua terjadi, Yesus tidur, dan seolah-olah tidak peduli. Namun, Yesus bangun. Dia membentak angin dan danau. Lalu semuanya menjadi teduh sekali (ayat 26).
Dalam kesulitan hidup, pernahkah Anda merasa Allah tidak peduli? Anda seolah-olah sudah seperti telur di ujung tanduk. Dan, Tuhan seolah-olah diam saja. Apalagi ditambah kenyataan bahwa teman dekat, teman gereja atau pelayanan, juga tidak peduli. Kisah hari ini mengingatkan kita untuk percaya dan tidak ragu akan kasih dan kuasa-Nya. Dia mampu mengubahkan badai dan ombak keras di hidup Anda menjadi keteduhan yang lembut dan bersahabat. Bahkan ketika semua orang sudah tidak peduli. Tuhan selalu ada untuk mendengar dan menolong Anda. Dia tidak pernah berhenti peduli -DBS
HAL PALING BIJAK UNTUK DILAKUKAN DI AMBANG KEHANCURAN
ADALAH BERSERU KEPADA TUHAN
ADALAH BERSERU KEPADA TUHAN
Sabtu, 14 Maret 2009
Bacaan Setahun : Yosua 10-12
Nats : Sebab karena anugerah karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada orang yang memegahkan diri (Efesus 2:8,9)
BERJUANG UNTUK HIDUP
Bacaan : Efesus 2:4-10
Seorang nenek tua renta duduk di atas tikar kotor dan jelek, di sebuah pasar yang becek dan bau. Ia tidak peduli dengan kotoran ayam di sekitarnya, bau kambing yang menyengat di hidungnya. Ia duduk di sana sambil tak henti berteriak menawarkan dagangannya kepada orang-orang yang lewat. Peluh dan lelah tak dihiraukannya demi sesuap nasi, agar ia dapat melanjutkan hidup. Itulah gambaran sebuah perjuangan hidup. Banyak orang rela bekerja keras siang malam hanya untuk memperjuangkan hidup yang lebih baik. Terkadang bahkan waktu untuk keluarga pun dikorbankan. Padahal yang mereka perjuangkan adalah hidup jasmani yang akan berakhir saat mereka mati kelak.
Jika hidup yang sementara saja perlu diperjuangkan, bagaimana dengan hidup kekal? Alkitab memberi tahu kita bahwa hidup yang kekal tidak dapat diperoleh hanya dengan perjuangan dan kerja keras, karena harganya terlalu mahal dan tak mungkin dapat kita beli (ayat 8). Oleh karena itu, Allah berinisiatif untuk memberikannya secara cuma-cuma kepada manusia. Cuma-cuma bukan berarti diobral atau murahan, melainkan hanya karena kekayaan rahmat Allah saja.
Lalu apakah tugas kita? Tidak ada, selain merespons rahmat Allah yang besar itu. Dan respons yang Allah harapkan dari setiap kita, tentu saja, adalah bahwa kita membuka hati demi menerima hadiah hidup kekal tersebut di dalam Kristus. Dan biarlah hati kita melimpah dengan ucapan syukur atas karunia Allah yang memperkenankan kita masuk dalam kekekalan yang indah bersama-Nya kelak -RY
BERJUANGLAH LEBIH UNTUK KEHIDUPAN YANG TAKKAN BERAKHIR
Minggu, 15 Maret 2009
Bacaan Setahun : Yosua 13-15
Nats : Siapa saja yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku (Lukas 14:27)
MURID KRISTUS
Bacaan : Lukas 14:26-35
Dalam Perjanjian Baru yang diterbitkan LAI, kata "Kristen" hanya disebutkan enam kali. Namun, kata "murid" muncul 319 kali.. Pasti ada makna yang spesifik ketika orang kristiani kerap disebut sebagai "murid" Yesus.
Tugas utama seorang murid adalah belajar. Yesus sebagai Sang Guru dan Alkitab adalah textbook (buku paket)-nya. Sebagai murid Yesus, kita mesti tekun mempelajari Alkitab setiap hari. Orang-orang di Berea menjadi teladan kita saat "mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian" (Kisah 17:11).
Selanjutnya, kata "murid" terkait erat dengan "disiplin". Di dalam bahasa Inggris, digunakan kata disciple untuk "murid". Ya, sebagai murid Kristus kita sangat perlu berdisiplin. Tanpa disiplin, kita tidak mungkin melakukan waktu teduh dengan teratur, apalagi membangun mezbah keluarga. Tanpa disiplin, kita juga diragukan bisa menerapkan firman Tuhan yang kita terima. Lebih jauh, inilah uraian sikap murid sejati menurut bacaan kita. Seorang murid taat dan setia mengikut Sang Guru. Murid mengutamakan dan mendahulukan Tuhan di atas semuanya (Lukas 14:26); murid siap menderita demi Kristus (ayat 27); murid rela melepaskan diri dari segala miliknya (ayat 33). Terakhir, kapan pun dan di mana pun, murid berfungsi sebagai garam dan terang (ayat 34,35).
Sepanjang hayat, kita ini adalah murid yang diminta setia mengikut Kristus, Sang Guru. Bersama Sang Guru yang selalu menemani, kita pasti bisa melakukan setiap hal yang Dia kehendaki dan ajarkan -ACH
SEBAGAI MURID KRISTUS APAKAH SAYA RAJIN
MENGERJAKAN BAGIAN SAYA?
MENGERJAKAN BAGIAN SAYA?
Senin, 16 Maret 2009
Bacaan Setahun : Yosua 16-18
Nats : Karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar (2Korintus 3:18)
MENJADI SERUPA YESUS
Bacaan : Roma 8:26-30
Sudah empat puluh tahun lamanya Ted Neely berperan sebagai Yesus dalam drama musikal Jesus Christ Superstar. Kini usianya sudah 64 tahun; 31 tahun lebih tua dari usia Yesus ketika disalibkan! Sudah ratusan kali ia berbicara dan berkostum mirip Yesus di panggung. Memerankan apa yang Yesus lakukan dengan penuh penghayatan, sesuai skenario drama. Namun, kepada wartawan Chicago Tribune ia berkata, "Aku hanyalah aktor yang memainkan peran Yesus. Berpura-pura menjadi seseorang yang bukan diriku yang sebenarnya!"
Tiap orang kristiani harus hidup makin menyerupai Yesus, tetapi yang serupa bukanlah penampilan luarnya. Hati kita=lah yang harus dibentuk menjadi serupa Yesus. Ini tak dapat diperjuangkan dengan kekuatan sendiri. Kala masalah datang, acap kali hati kita tidak bereaksi seperti Yesus. Bukannya berserah, kita malah berkeluh kesah. Kita perlu pertolongan Roh Kudus. Roh Kudus sanggup mengubah keluhan kita menjadi doa (ayat 26). Dia membuat mata iman kita celik, hingga mampu memandang masalah itu dari kacamata Tuhan. Kita jadi sadar bahwa Allah turut bekerja dalam masalah itu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (ayat 28). Roh Kudus terus mengarahkan hati kita agar selaras dengan hati Bapa. Begitulah cara-Nya membentuk hati kita menjadi serupa Kristus.
Suasana hati Anda bisa dibaca orang lewat kata-kata dan sikap Anda. Ketika hati Anda selaras dengan hati-Nya, perkataan, kasih, dan damai Kristus terpancar keluar dari diri Anda. Bagaimana suasana hati Anda hari ini? Belum selaras dengan hati-Nya? Serahkan diri pada pimpinan Roh Kudus! -JTI
KETIKA HATI DIARAHKAN OLEH ROH KUDUS
KITA DAPAT MENJADI SERUPA KRISTUS
KITA DAPAT MENJADI SERUPA KRISTUS
Selasa, 17 Maret 2009
Bacaan Setahun : Yosua 19-21
Nats : ... kemurtadanmu akan menyiksa engkau ... betapa jahat dan pedihnya engkau meninggalkan Tuhan (Yeremia 2:19)
JANGAN BERPALING!
Bacaan : Yeremia 2:9-19
Sungguh menyedihkan jika kita melihat seseorang yang dulunya sangat menyala-nyala di dalam Tuhan, penuh semangat, dan sangat radikal di dalam Tuhan, kini meninggalkan kasih karunia Tuhan dan berpaling kepada yang lain. Ya, ia murtad! Sesungguhnya, bagaimana kita bisa terhindar dari kemurtadan? Perhatikan rambu-rambu kemurtadan berikut:
1. Kemurtadan tidak terjadi dengan tiba-tiba. Erosi pun membutuhkan waktu. Demikian juga kemurtadan, sebab itu tidak ada istilah "murtad mendadak". Biasanya ini terjadi saat satu kompromi disusul dengan yang berikutnya dan selanjutnya membuka peluang bagi kompromi yang lebih besar lagi. Sekali kita menoleransi perbuatan amoral dan berkompromi dengannya, itu berarti bibit kemurtadan sedang ditaburkan. Jika bibit ini pernah ada, segera bongkar dan cabutlah.
2. Kemurtadan paling sering terjadi ketika berkat datang. Melihat sejarah bangsa Israel, kita tahu bahwa kemurtadan justru paling sering terjadi saat mereka berlimpah berkat dan dalam keadaan aman. Kapan Salomo jatuh dalam penyembahan berhala? Saat ia ada di masa kejayaan. Banyak raja Israel tadinya juga begitu luar biasa bagi Tuhan, tetapi ketika mereka sudah kuat dan merasa di atas, mereka justru berpaling kepada allah lain dan murtad!
3. Ketika ilah-ilah zaman mulai terlihat begitu menarik! Betapa mengejutkan! Orang-orang yang dulunya pernah hidup dan berjalan bersama Allah, sekarang begitu mudah meninggalkan Tuhan dan menggantinya dengan allah lain yang palsu. Hati-hati jika ada allah lain yang menjadi begitu menarik bagi kita. Jangan pernah berpaling dari Dia! -PK
INGAT KEMBALI CINTA BESAR ALLAH BAGI KITA
TAK ADA YANG DAPAT MENANDINGINYA!
TAK ADA YANG DAPAT MENANDINGINYA!
Rabu, 18 Maret 2009
Bacaan Setahun : Yosua 22-24
Nats : Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau (Ayub 42:5)
DI BALIK KEPAHITAN
Bacaan : Ayub 42:1-5
Ketika usianya menjelang 17 tahun, Joni Eareckson mengalami kecelakaan-meloncat di tempat dangkal ketika berenang. Ia mengalami lumpuh total; hanya bisa menggerakkan leher. Awalnya ia sangat putus asa, sempat begitu marah kepada Tuhan. Tetapi berkat dukungan keluarga dan orang-orang terdekatnya, ia lalu "bangkit". Sampai sekarang Joni tetap lumpuh, tetapi hidupnya telah menginspirasikan keteguhan bagi jutaan orang di seluruh dunia. Ia menjadi pembicara seminar di banyak negara, melukis ratusan lukisan dengan mulutnya, menulis lebih dari 30 buah buku best seller, mendirikan "Joni and Friends", organisasi internasional untuk para penyandang cacat fisik.
Hal serupa terjadi pada Ayub. Dari hidup yang semula berkelimpahan, kemudian ia kehilangan segala-galanya; harta milik, anak-anak, bahkan kesehatannya (Ayub 1,2). Bisa dibilang, Ayub jatuh dari tempat tinggi ke dasar lembah yang gelap dan sempit. Sungguh menyakitkan. Tetapi justru dari situlah Ayub mengalami sesuatu yang hakiki dalam hidupnya, yaitu mengenal Allah secara pribadi. Dulu ketika hidup makmur berkelimpahan, ia tahu Allah hanya dari "kata orang", tetapi sekarang, "Mataku sendiri memandang Engkau" (ayat 5).
Mungkin sekarang Anda tengah mengalami kepahitan dan penderitaan hidup, entah apa pun penyebabnya. Jangan kecil hati. Sebab kerap di balik kepahitan dan penderitaan itu tersimpan "mutiara kehidupan". Seperti yang dialami oleh Joni Eareckson, juga Ayub dalam bacaan kita hari ini. Kuncinya, jangan menyerah dan jangan putus berharap. Tuhan bisa memakai apa yang tampaknya buruk untuk menyalurkan kebaikan -AYA
SEHABIS HUJAN DERAS, MUNCUL PELANGI
Kamis, 19 Maret 2009
Bacaan Setahun : Hakim-hakim 1-4
Nats : Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut (Amsal 1:10)
BERANI BERKATA TIDAK
Bacaan : Amsal 1:10-16
Tahun 2007, kalangan selebriti Indonesia banyak mendapat sorotan pemberitaan. Bukan karena sesuatu yang membanggakan, melainkan sebaliknya, karena sesuatu yang negatif. Bagaimana tidak, sederetan artis dan bintang film ternama harus berurusan dengan polisi akibat tersandung masalah penggunaan narkoba. Yang memprihatinkan adalah pengakuan mereka saat tertangkap. Rata-rata mereka mengaku terseret karena tidak bisa menolak ajakan teman, walaupun mereka tahu bahwa hal itu merugikan diri sendiri dan dilarang secara hukum.
Melakukan kesalahan itu manusiawi. Namun, betapa menyedihkannya jika kesalahan yang kita lakukan itu semata-mata karena ketidakmampuan kita untuk menolak. Tidak berani berkata tidak. Bahkan untuk sesuatu yang sebenarnya kita tahu salah dan tidak sesuai hati nurani kita. Kita sungkan menampik tawaran; entah khawatir kehilangan teman, entah takut dicap tidak solider. Akhirnya, terjerumuslah kita ke dalam "jurang", dan yang tinggal hanyalah penyesalan.
Firman Tuhan hari ini secara jelas mengingatkan kita akan perlunya menghindari dan menahan diri terhadap bujukan, rayuan, dan mulut manis orang yang akan menjerumuskan kita ke dalam lubang kehancuran. Sangat penting bagi kita untuk berani berkata tidak, bahkan menolak dengan tegas, terhadap ajakan, tawaran, dan iming-iming yang akan menjerumuskan dan tidak sesuai dengan apa yang kita imani. Tidak peduli siapa mereka yang mengajak; teman, kerabat, rekan sekerja, ataupun atasan. Dengan kita sanggup berkata tidak, kita tidak hanya menyelamatkan diri sendiri dari kehancuran, tetapi juga menghindarkan orang lain dari bahaya yang sama -AYA
BERANILAH BERKATA "TIDAK"
UNTUK AJAKAN YANG TIDAK-TIDAK
UNTUK AJAKAN YANG TIDAK-TIDAK
Jumat, 20 Maret 2009
Bacaan Setahun : Hakim-hakim 5-8
Nats : Demikianlah Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Saul sangat mengasihinya, dan ia menjadi pembawa senjatanya (1Samuel 16:21)
PEKERJAAN MULIA
Bacaan : 1Samuel 16:14-23
Dina merasa minder. Selama tiga tahun merantau ke Jakarta, ia hanya bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah kantor. Padahal ia punya ijazah diploma. Untuk menjaga gengsi, Dina mencoba menutupi hal itu. Tiap kali pulang ke kampung halamannya, kepada semua teman ia mengaku bekerja di kantor sebuah perusahaan swasta terkemuka. Semua mengira Dina bekerja sebagai staf di kantor itu, bukan sebagai petugas kebersihan!
Rasa minder itu sebenarnya tidak perlu jika orang sadar bahwa setiap pekerjaan adalah mulia. Daud pernah diberi Tuhan pekerjaan paling bergengsi. Lewat Nabi Samuel, ia diurapi menjadi raja Israel (1 Samuel 16:1-13). Namun, sesudah diurapi, Raja Saul tak kunjung menyerahkan kekuasaannya. Daud malah dijadikan pelayan, penghibur, dan pembawa senjata Saul bertahun-tahun lamanya (ayat 21). Ia harus bermain musik untuk menghibur Saul di atas takhta yang mestinya sudah menjadi miliknya. Namun, Daud tidak mengeluh. Calon raja ini tidak gengsi atau minder dijadikan pelayan. Ia mensyukuri pekerjaan itu, menikmatinya, dan bekerja dengan penuh dedikasi. Hasilnya: musik yang ia mainkan selalu membuat Saul dapat merasa lega dan nyaman (ayat 23).
Setiap pekerjaan-bergengsi atau tidak, akan membuahkan hasil prima jika ditekuni dengan sungguh. Melaluinya Tuhan dimuliakan, orang lain ditolong, dan diri kita sendiri dibentuk menjadi manusia yang produktif. Mulai saat ini, cintailah pekerjaan Anda. Jangan minder atau malu atasnya. Bersyukurlah pada Tuhan jika Anda masih boleh bekerja -JTI
TIDAK ADA PEKERJAAN YANG HINA
JIKA DIKERJAKAN DENGAN HATI YANG MULIA
JIKA DIKERJAKAN DENGAN HATI YANG MULIA
Sabtu, 21 Maret 2009
Bacaan Setahun : Hakim-hakim 9-12
Nats : Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (Kejadian 2:15)
BUKIT YANG ASRI
Bacaan : Kejadian 2:8-17
Di dekat rumah saya ada sebuah bukit. Suatu pagi saya menyempatkan diri berjalan-jalan mengitari bukit tersebut. Suasananya terasa asri dengan suara burung-burung dan berbagai jenis serangga. Di tambah lagi dengan sinar mentari yang menerobos dedaunan dan udara sejuk berbau rumput. Sungguh indah!
Alam ini memang diciptakan indah dan memukau (ayat 10-14). Selain itu, alam juga menyediakan segala kebutuhan kita (ayat 9,16). Namun, itu semua diciptakan bukan hanya untuk dikagumi dan dinikmati, melainkan juga untuk kita kelola dan pelihara (ayat 15).
Hanya saja, kalau mau jujur, kita sudah gagal menjalankan tanggung jawab ini. Di bukit yang saya ceritakan di atas, banyak sampah berceceran di sana sini. Di berbagai tempat juga kita lihat bagaimana sungai, laut, tanah, dan udara sudah tercemari oleh berbagai macam bahan beracun. Belakangan ini juga ramai dibahas mengenai isu perubahan iklim yang diduga berkaitan erat dengan gas buang yang dilepas ke atmosfer.
Kita perlu bertobat dan kembali melaksanakan tanggung jawab sebagai pengelola dan pemelihara alam ini. Kita harus belajar dan mengajari anak-anak kita untuk membuang sampah hanya pada tempatnya. Para pengusaha harus memastikan bahwa bahan-bahan yang mereka buang sudah diproses, sehingga aman bagi lingkungan. Aparat pemerintah perlu membuat dan menegakkan regulasi yang mampu mengatur pengelolaan lingkungan dengan baik. Dan ini semua harus dilakukan segera, sebelum segalanya terlambat; sebelum kerusakan alam yang terjadi sudah terlalu parah untuk bisa diperbaiki -ALS
ALAM DICIPTAKAN BUKAN HANYA UNTUK DIKAGUMI DAN DINIKMATI
TETAPI JUGA UNTUK DIKELOLA DAN DIPELIHARA
TETAPI JUGA UNTUK DIKELOLA DAN DIPELIHARA
Minggu, 22 Maret 2009
Bacaan Setahun : Hakim-hakim 13-15
Nats : Kata mereka seorang kepada yang lain, "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" (Lukas 24:32)
KOBARAN HATI
Bacaan : Lukas 24:13-35
Banyak dari kita mengenal lagu rohani klasik Abide with me (Tinggal Sertaku, Hari T\'lah Senja). Lagu lembut ini diangkat dari kisah perjumpaan yang justru penuh perasaan berkobar dalam kisah perjalanan ke Emaus. Michael Goulder, seorang ahli Perjanjian Baru, bahkan mengatakan "kisah Emaus adalah kisah paling menggetarkan emosi di antara semua kisah di Alkitab".
Kleopas, seorang pengikut Yesus, menjadi tokoh kisah hebat ini. Kleopas dan temannya pergi ke Emaus dengan muram, karena Yesus disalib. Di tengah jalan, seorang Tamu tak dikenal ikut berbincang dengan mereka. Tamu itu Yesus. Namun, karena sesuatu menghalangi mata Kleopas dan temannya, Tamu Agung itu tak mereka kenali.
Lalu Tamu itu berganti peran, dari orang yang bertanya menjadi seorang yang mengajar tentang Mesias yang harus menderita dan bangkit. Namun, Kleopas dan temannya tetap tak menyadari siapa tamu ini. Bahkan, meskipun mereka sudah ditegur keras: "Hai orang bodoh, betapa lambannya hatimu" (ayat 25). Ketika sang tamu ikut makan, memecah roti, dan mengucap berkat, barulah mata Kleopas dan temannya terbuka. Namun, saat itu sang Tamu Agung segera menghilang! Hati Kleopas berkobar-kobar dalam perjumpaan sesaat itu. Ia berjumpa sesaat, tetapi dampaknya abadi. Begitulah pengalaman berjumpa Tuhan, ada getar batin yang hebat karena Allah hadir. Kleopas dan temannya menanggapi hal itu dengan "bangun dan kembali berjalan 11 kilometer ke Yerusalem untuk mengisahkan pertemuan mereka yang mengobarkan hati itu" (ayat 33,35).
Hari ini, sudahkah Tuhan mengobarkan hati kita? Sudahkah kita meneruskan kobaran hati itu kepada orang lain? -DKL
PERJUMPAAN DENGAN ALLAH YANG MENGOBARKAN HATI
MENEGASKAN BAHWA ALLAH HIDUP DAN SELALU MENYERTAI
MENEGASKAN BAHWA ALLAH HIDUP DAN SELALU MENYERTAI
Senin, 23 Maret 2009
Bacaan Setahun : Hakim-hakim 16-18
Nats : Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang (Matius 24:46)
MENANTI ATAU MENYONGSONG?
Bacaan : Matius 24:37-51
Apa bedanya "menanti" dan "menyongsong"? Menanti itu pasif, sedangkan menyongsong itu aktif. Seorang istri yang menanti kedatangan suaminya dari luar negeri menunggu di rumah sambil santai menonton televisi. Sedangkan istri yang menyongsong kedatangan suaminya, melakukan berbagai persiapan; mulai dari membersihkan rumah, menyiapkan makanan favorit sang suami, hingga menjemputnya di bandara.
Pada hari kedatangan Yesus yang kedua kelak, banyak orang akan bersikap masa bodoh. Seperti pada zaman Nuh, mereka hidup dibius kesibukan dan kenikmatan duniawi (ayat 37-39). Ada juga yang bersikap "menanti". Bagi mereka, penting sekali untuk mengetahui kapan tepatnya hari itu tiba. Ketika yang dinanti lama tak kunjung datang, lambat laun mereka menjadi bosan menanti lalu hidup apatis dan tak bertanggung jawab (ayat 49,50). Baik kelompok "masa bodoh" dan kelompok "menanti" akan menerima hukuman yang sama (ayat 51). Pengikut Kristus seharusnya "menyongsong" kedatangan-Nya, bukan hanya menanti. Sikap ini akan mendorong kita terus mempersiapkan diri. Merawat mereka yang Tuhan percayakan (ayat 45). Membuat kita menjadi sibuk dan produktif bagi Tuhan. Waktu yang ada tidak akan dipakai untuk bermalas-malasan.
Cepat atau lambat, hidup akan berakhir. Entah karena hari kiamat tiba atau ajal menjemput. Di ujung waktu, Anda harus mempertanggungjawabkan semua yang telah Tuhan percayakan. Apa yang telah Anda lakukan terhadap keluarga, rekan, dan masyarakat? Bagaimana Anda telah memakai harta dan talenta pemberian Tuhan? Anda termasuk kelompok yang mana? -JTI
YANG PENTING BUKAN MEMASTIKAN KAPAN YESUS DATANG
MELAINKAN MEMASTIKAN KITA SIAP KAPAN PUN DIA DATANG
MELAINKAN MEMASTIKAN KITA SIAP KAPAN PUN DIA DATANG
Selasa, 24 Maret 2009
Bacaan Setahun : Hakim-hakim 19-21
Nats : Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23)
MELOMPAT KE BULAN
Bacaan : Roma 3:21-26
Dalam olahraga lompat tinggi, atlet yang berhasil melompat setinggi 6 meter dapat merasa lebih baik daripada mereka yang hanya bisa melompat setinggi 5 meter. Namun, betapa bodoh kalau ia lalu berpikir ia lebih mampu untuk melompat ke bulan daripada orang lain! Namun, bagaimana kalau diadakan lomba melompat ke bulan tanpa menggunakan alat? Ada yang lebih baik daripada orang lain? Tidak ada!
Dalam hal dosa, kita cenderung membandingkan diri dengan orang lain seperti dalam olahraga lompat tinggi. Kita menggunakan standar penilaian kurva normal. "Orang kudus" dan "orang jahat" itu sama-sama minoritas, mayoritas adalah "orang baik-baik"-dan kita merasa aman tergolong dalam mayoritas itu.
Sungguh keliru! Alkitab menyatakan semua orang sudah berdosa (ayat 23). Tolok ukurnya bukan taraf kebaikan kita masing-masing-manusia tidak sedang bertanding lompat tinggi dengan sesamanya. Standarnya adalah kemuliaan Allah Yang Mahakudus dan Sempurna-itu seperti lomba melompat ke bulan! Di hadapan standar ini, tidak ada satu orang pun yang memenuhi syarat. Semuanya gagal. Hanya oleh anugerah Allah-"pesawat ruang angkasa rohani", kita mampu mengatasi gravitasi dosa dan terbang ke bulan.
Masa prapaskah menyediakan kesempatan khusus untuk merenungkan kembali kebenaran tersebut. Gereja Ortodoks menggambarkannya sebagai perpaduan antara dukacita dan sukacita. Kita berdukacita dengan berintrospeksi dan bertobat, merendahkan diri di hadapan Allah, menyadari keberdosaan dan keterbatasan kita. Selanjutnya kita mengucap syukur dan bersukacita karena anugerah yang telah disediakan-Nya melalui karya penebusan Kristus -ARS
KITA BERDOSA BUKAN KARENA KITA TELAH BERBUAT DOSA
TETAPI KITA BERBUAT DOSA KARENA KITA ORANG BERDOSA-R.C. Sproul
TETAPI KITA BERBUAT DOSA KARENA KITA ORANG BERDOSA-R.C. Sproul
Rabu, 25 Maret 2009
Bacaan Setahun : Rut 1-4
Nats : Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh anugerah (Efesus 4:29)
MENJAGA LIDAH
Bacaan : Yakobus 3:6-12
Seorang guru tengah menjelaskan kepada para muridnya tentang kekuatan kata-kata terhadap reaksi seseorang. Seorang muridnya berdiri dan memprotes, "Saya tidak setuju, Guru. Mana mungkin kata-kata punya efek besar terhadap diri kita!" Sang Guru membentak, "Duduk! Dasar anak bodoh!" Muka murid itu merah padam, malu bercampur marah, "Saya tidak menyangka Guru bisa berkata sekasar itu." Sang guru berkata dengan suara lembut, "Maafkan saya yang terbawa perasaan. Saya benar-benar menyesal." Murid itu pun menjadi tenang. Kemudian sang guru berkata lagi, "Lihat, hanya diperlukan beberapa kata untuk membangkitkan amarahmu dan dibutuhkan beberapa kata juga untuk menenangkan dirimu. Itulah kekuatan kata-kata!"
Tidak sedikit masalah yang terjadi dalam hidup kita bersumber dari ketidakmampuan kita memilih kata-kata yang keluar dari mulut. Firman Tuhan hari ini mengingatkan, betapa berbahayanya jika kita tidak mampu menguasai lidah kita; tidak bijak memilih dan memilah perkataan yang terucap. Yakobus membandingkan lidah dengan api, yang walaupun kecil, dapat membakar hutan yang besar (ayat 5). Api bisa bermanfaat, tetapi juga bisa menghanguskan. Seperti itulah lidah.
Maka, betapa pentingnya kita mengendalikan lidah. Berkata-kata hanya kalau itu bermanfaat, membawa berkat-meneduhkan, menghibur, menguatkan, memotivasi. Sebaliknya, kalau kita tahu itu tidak ada faedahnya apa-apa, tidak jelas kebenarannya, bahkan mungkin menyakiti orang lain, mendemotivasi, membuat perpecahan dan memanaskan suasana, lebih baik kita tidak usah berbicara. Dalam situasi demikian, diam berarti emas -AYA
MENGGAPAI KETENANGAN DAN KEMATANGAN HIDUP
BISA DIMULAI DENGAN MENGENDALIKAN LIDAH
BISA DIMULAI DENGAN MENGENDALIKAN LIDAH
Kamis, 26 Maret 2009
Bacaan Setahun : 1Samuel 1-3
Nats : Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih ... lalu mengejar musuh sampai ke Dan (Kejadian 14:14)
MENOLONG PESERTA LAIN
Bacaan : Kejadian 14:1-16
Dalam Olimpiade Seoul 1988, Lawrence Lemieux, atlet layar Kanada, layak menjadi panutan semangat Olimpiade sejati sepanjang masa. Saat berlomba di kelas finn dan berpotensi merebut perak, Lemieux melihat ada peserta lain yang cedera. Ia memutuskan meninggalkan lomba untuk menolong peserta itu. Lemieux akhirnya finis di urutan ke-21. Ia gagal merebut medali kemenangan, tetapi ia dikalungi medali kehormatan Pierre de Coubertin dari Komite Olimpiade Internasional.
Abraham meneladankan sikap serupa. Ketika ia mengetahui bahwa Lot ikut ditawan oleh musuh, ia segera berupaya untuk menolong keponakannya itu. Bisa saja ia bersikap acuh tak acuh, tidak mau direpotkan, dan hanya memikirkan keamanan pribadinya. Namun, ia bergegas mengusahakan pembebasan bagi saudaranya yang terjerat masalah serius itu. Ia mengesampingkan kepentingannya sendiri demi mendahulukan kepentingan orang lain yang memerlukan bantuan.
Ketika ada sesama yang memerlukan pertolongan, terkadang kita tidak cukup hanya bersimpati dan menepuk pundak orang itu untuk memberinya penghiburan. Ada waktunya kita dituntut untuk bertindak secara langsung mengulurkan bantuan. Artinya, kita mesti bersedia "mengotori tangan" kita, mau terlibat dalam situasi tertentu yang kalut dan menyakitkan. Kita meluangkan waktu, tenaga, dan dana untuk mendampingi orang itu mengatasi masalahnya.
Orang-orang yang memerlukan pertolongan ada di sekeliling kita. Bersediakah kita mengorbankan kepentingan pribadi untuk membantu mereka? -ARS
ORANG YANG BERBUAT BAIK KEPADA SESAMA
BERBUAT BAIK KEPADA DIRINYA SENDIRI JUGA-Seneca
BERBUAT BAIK KEPADA DIRINYA SENDIRI JUGA-Seneca
Jumat, 27 Maret 2009
Bacaan Setahun : 1Samuel 4-7
Nats : Ia ... membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna ... Allahmu mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya (Ulangan 8:3,5)
NIKMAT ATAU SEHAT?
Bacaan : Ulangan 8:2-10
Anak-anak gemar menyantap makanan cepat saji (fast food); seperti ayam goreng, burger, pizza, dan lain-lain. Walaupun komposisi gizinya tidak seimbang dan berkolestrol tinggi, anak-anak tergiur rasanya yang nikmat. Makanan sehat yang disajikan di rumah malah tidak disukai. Begitulah pola hidup anak-anak. Lebih suka yang nikmat daripada yang sehat!
Setelah umat Israel keluar dari Mesir, mereka tidak bisa lagi menikmati makanan lezat ala Mesir. Mereka mengembara di gurun gersang 40 tahun lamanya. Di situ tidak ada makanan. Lalu Tuhan memberi mereka manna; sejenis makanan asing. Bentuknya tidak menarik. Seperti penganan yang digoreng. Rasanya pun tidak nikmat. Bayangkan! Selama 40 tahun, menu makanan mereka selalu sama dari pagi, siang, sampai malam. Manna! Memang tidak nikmat, tetapi sehat. Buktinya makanan itu bisa membuat mereka bertahan hidup puluhan tahun. Tidak ada yang kekurangan gizi. Bahkan dilaporkan bahwa tak ada yang "kakinya menjadi bengkak" (ayat 4). Dari situ mereka belajar, Tuhan tidak selalu memberi yang mereka inginkan, tetapi memberi yang mereka butuhkan. Ia memberi yang sehat, bukan sekadar yang nikmat.
Dunia ini juga memberi kita berbagai pilihan yang kerap dipandang orang "nikmat". Misalnya jalan korupsi, jalan menipu, jalan duniawi, atau jalan pintas menjadi kaya dengan menghalalkan segala cara. Namun, Tuhan menyatakan dengan tegas bahwa kita tak boleh memilihnya. Dia menyuruh kita menempuh jalan yang sehat walau berat. Kita diberi manna, bukan fastfood. Bisakah kita menerimanya dengan sukacita? Atau kita masih seperti anak Tuhan yang "kanak-kanak"; suka memilih apa yang nikmat, bukan yang sehat? -JTI
ALLAH TIDAK MEMBERI APA YANG KITA MAU
DIA MEMBERI APA YANG KITA PERLU
DIA MEMBERI APA YANG KITA PERLU
Sabtu, 28 Maret 2009
Bacaan Setahun : 1Samuel 8-10
Nats : Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah (Amsal 27:6)
SUNGKAN
Bacaan : Amsal 17:15-20
Suatu hari, Anto didatangi sobat karibnya. Mau pinjam uang. Sebenarnya Anto keberatan, tetapi sungkan menolak. Akhirnya ia memberi pinjaman. Ketika utang itu tak kunjung dibayar, Anto tidak berani menagih. Lagi-lagi karena sungkan!
Sungkan adalah paduan rasa enggan, segan, malu bercampur hormat, yang membuat kita tidak berani berterus-terang. Kita jadi tidak jujur pada sesama dan diri sendiri.. Berkata "ya" padahal "tidak", atau sebaliknya. Di mulut memuji, di hati memaki. Gara-gara sungkan, yang salah dibiarkan; yang benar tidak dibela; yang tidak becus dipertahankan. Kita sulit mengambil tindakan tegas.
Rasa sungkan bukanlah sikap kristiani. Alkitab mengajar kita berkata jujur dan tulus. Apa adanya. Menghormati orang bukan berarti harus selalu setuju dan mendukung tindakannya, termasuk tindakan yang fasik (ayat 15). Sikap demikian justru termasuk "serong hati" atau "memutar-mutar lidah" (ayat 20).. Tuhan memandangnya sebagai kekejian! Jika kita sungguh hormat dan cinta pada seseorang, pasti kita berani menegurnya dalam kasih. Tidak berpura-pura baik, seperti lawan yang mencium berlimpah-limpah (Amsal 27:6). Seorang sahabat menaruh kasih tiap waktu (ayat 17), dan kasih tidak suka kepalsuan, tetapi cinta kebenaran (1 Korintus 13:6).
Budaya sungkan jangan dipelihara. Ia membuat kita menjadi terlihat halus, tetapi tidak tulus. Terlihat ramah padahal pemarah. Mulai sekarang, mari bersikap apa adanya. Bukankah kita bisa bicara jujur tanpa menjadi kasar? Atau, menyatakan ketidaksetujuan tanpa mengurangi rasa hormat dan kasih? -JTI
RASA SUNGKAN BUKAN TANDA KERAMAHAN
MELAINKAN TOPENG KEMUNAFIKAN
MELAINKAN TOPENG KEMUNAFIKAN
Minggu, 29 Maret 2009
Bacaan Setahun : 1Samuel 11-13
Nats : Oleh sebab itu aku memuji kesukaan, karena tak ada kebahagiaan lain bagi manusia di bawah matahari, kecuali makan dan minum dan bersukaria (Pengkhotbah 8:15)
MENIKMATI HIDUP
Bacaan : Pengkhotbah 8:14-17
John Robinson, ahli sosiologi dari Universitas Maryland, College Park, Amerika Serikat (AS), mengadakan penelitian tentang kebahagiaan hidup. Ia meneliti 30.000 orang dewasa di AS sejak 1975 sampai 2006. Hasilnya? Orang yang bahagia adalah orang yang aktif dan gemar membaca. Sebaliknya, orang yang tidak bahagia menghabiskan banyak waktu mereka untuk menonton televisi. Akibatnya, mereka jarang melakukan kegiatan lain yang bermanfaat, seperti berolahraga, menghadiri pertemuan keagamaan, atau bergaul dengan masyarakat. Jadi, apabila kita ingin bahagia, kuncinya bukan duduk pasif menjadi penonton, melainkan secara aktif menikmati hidup.
Salomo, hampir tiga ribu tahun yang lalu, ternyata menyarankan hal serupa. Konteks sarannya adalah adanya masalah-masalah yang tidak terpecahkan dalam hidup ini. Menghadapi kondisi itu, kita bisa cemas dan menggerutu; bersikap pasif dan menjadi penonton. Padahal, masalah semacam itu memang akan tetap menjadi misteri selama kita berada di bawah matahari. Karena itu, ia menawarkan jalur alternatif: lebih baik kita belajar mengembangkan kebahagiaan hidup. Bagaimana caranya? Seperti kesimpulan penelitian tadi, kita sepatutnya menikmati hidup ini hari demi hari.
Kita menikmati hidup dengan bersyukur atas makanan, pekerjaan, dan rekreasi yang Tuhan sediakan. Hal-hal itu mendatangkan kesegaran dan memulihkan kekuatan kita. Selanjutnya, kita memanfaatkan kekuatan tersebut sebaik mungkin untuk melayani dan memuliakan Dia. Itulah kehidupan yang membahagiakan dan bermakna! -ARS
KEBAHAGIAAN HIDUP DAPAT DIJANGKAU
DENGAN HATI YANG BERSYUKUR
DENGAN HATI YANG BERSYUKUR
Senin, 30 Maret 2009
Bacaan Setahun : 1Samuel 14-16
Nats : Janganlah kamu dikalahkan oleh kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! (Roma 12:21)
MENGAMPUNI = MEMBEBASKAN
Bacaan : Roma 12:19-21
Amy Biehl, 26 tahun, tewas mengenaskan di tangan empat pemuda kulit hitam saat melakukan pekerjaan kemanusiaan di Afrika Selatan. Peter dan Linda Biehl, orangtua Amy, berkunjung ke Afrika Selatan untuk melihat tempat di mana Amy terbunuh. Mereka pun tiba di Guguletu, daerah kumuh tempat para pemuda pembunuh Amy tinggal dan dibesarkan. Melihat kondisi daerah itu, mereka memahami mengapa para pemuda itu tumbuh menjadi pelaku kriminal.
Mereka kemudian mendirikan Yayasan Amy Biehl. Yayasan ini didirikan agar mereka dapat memberikan pelatihan bagi para pemuda Guguletu. Tidak hanya itu, tahun 1998, Peter dan Linda juga menerima Easy Nofomela dan Ntebecko Penny, dua dari empat pembunuh Amy, ke dalam program pelatihan mereka. "Dengan mengampuni, kami telah membebaskan diri kami sendiri," begitu Peter Biehl berkata kepada wartawan yang mewawancarainya.
Ya, pengampunan itu membebaskan. Bukan hanya membebaskan si pelaku dari rasa bersalah, tetapi juga membebaskan kita dari rasa benci, dendam, dan akar pahit. Tidak heran kalau pengampunan menjadi salah satu tema penting dalam Alkitab. Bukan berarti kita tidak boleh marah atau kesal terhadap orang yang telah berbuat tidak baik terhadap kita. Marah tentu boleh saja, asal jangan sampai menjadi dendam. Kesal juga tidak salah, asal tidak sampai membuat kita terbakar kebencian dan berkeinginan untuk membalas. Sebab, bagaimanapun pembalasan itu bukan hak kita (ayat 19). Tugas kita adalah melakukan kebaikan kepada siapa pun, termasuk kepada orang yang telah menyakiti -AYA
KETIKA KITA BISA MENGAMPUNI SESEORANG
PIHAK PERTAMA YANG MENDAPAT MANFAAT ADALAH DIRI KITA SENDIRI
PIHAK PERTAMA YANG MENDAPAT MANFAAT ADALAH DIRI KITA SENDIRI
Selasa, 31 Maret 2009
Bacaan Setahun : 1Samuel 17-20
Nats : Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari hadapan-Nya dan menunggu saat yang baik (Lukas 4:13)
SI PENCURI KESEMPATAN
Bacaan : Lukas 22:3-6
Kita tahu bahwa Iblis itu jahat; si pendusta; si pencuri. Itu semua memang sifat dan julukannya. Namun, bagaimana jika dikatakan bahwa Iblis itu sabar? Mana ada Iblis sabar? Namun, menurut injil Lukas memang demikian.. Iblis itu sabar-sabar menunggu. Menunggu kesempatan yang baik.
Sejak kegagalannya mencobai Yesus, Iblis memang mundur dari gelanggang sambil disebutkan "menunggu saat yang baik" (Lukas 4:13). Kapankah kesempatan itu tiba? Rupanya saat itu baru tiba menjelang kisah kesengsaraan Yesus. Ia menemukan peluang yang tepat untuk bertindak lagi, yaitu dengan "memakai" salah seorang dari ke-12 murid yang bernama Yudas Iskariot (22:3). Di dalam diri Yudas, Iblis "mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus" (22:6). Itu memang merupakan strategi Iblis sejak dahulu: menunggu dengan sabar dan mencari kesempatan untuk memakai siapa yang lengah bagi pemenuhan rencana jahatnya.
Rasul Paulus mengingatkan kita, "... janganlah beri kesempatan kepada Iblis" (Efesus 4:27). Sesungguhnya banyak dosa tidak dilakukan tiba-tiba-serba mendadak, seperti kata orang "setan lewat". Tidak! Dosa terjadi karena kita lengah dan sengaja memberi kesempatan kepada Iblis untuk mengendalikan nafsu dan perbuatan kita. Oleh sebab itu, tidak ada cara lain untuk melawan siasat si jahat ini, kecuali senantiasa bermawas diri. Selalu sadar, berdoa, dan berjaga-jaga (Matius 26:40,41; 1Petrus 5:8). Selain untuk mengenang penderitaan Tuhan Yesus, masa menjelang Paskah adalah masa untuk meningkatkan mawas diri kita selaku anak-anak Tuhan -PAD
IBLIS ITU PENCURI KESEMPATAN YANG LIHAI
MAKA BERSIAGALAH DI DALAM TUHAN PADA SEGALA KESEMPATAN
MAKA BERSIAGALAH DI DALAM TUHAN PADA SEGALA KESEMPATAN
source : www.sabda.org