Showing posts with label Film Review. Show all posts
Showing posts with label Film Review. Show all posts

7.27.2008

DORAEMON THE MOVIE - NOBITA'S DINOSAUR

7.27.2008
Doraemon The MovieGara-gara Suneo memamerkan fosil kuku Tyrannosaurus pemberian ayahnya, Nobita sesumbar akan menunjukkan fosil dinosaurus utuh, dengan janji akan makan spaghetti dengan hidung kalau gagal.
Sayangnya Doraemon tidak mau membantunya. Kali ini Nobita tidak patah semangat. Dia bertekad untuk menggali fosil dinosaurus sendiri.

Secara kebetulan Nobita menemukan fosil telur dinosaurus. Untuk memastikan apa benar itu telur dinosaurus, fosil itu dikembalikan jadi seperti semula dengan Kain Pembungkus Waktu. Ternyata itu benar-benar telur dinosaurus. Telur itu kemudian menetas menjadi bayi Futabasuzukisaurus, sejenis Plesiosaurus dari Jepang. Karena bunyinya pii, pii, Nobita memberinya nama Pisuke.
Tapi Pisuke masih kecil sekali. Nobita baru mau menunjukkan Pisuke pada teman-teman setelah dia besar. Nobita dan Doraemon lalu diam-diam memelihara Pisuke di rumah. Persahabatan pun timbul di antara mereka. Namun Pisuke semakin besar. Akhirnya Nobita memindahkan Pisuke ke kolam taman.
Tapi akhirnya Pisuke terlihat orang dan mengundang kehebohan warga sekitar. Dengan berat hati, Nobita terpaksa harus mengembalikan sahabat barunya itu ke masa Cretaceous.
Namun karena mesin waktu diserang pemburu dinosaurus dari masa depan, Pisuke dipulangkan ke tempat yang salah. Bukan di Jepang, melainkan di Amerika. Di sana tidak ada Plesiosaurus yang sejenis dengan Pisuke. Bahkan para Erasaurus, Plesiosaurus ganas di Amerika menindas Pisuke.
Maka dimulailah petualangan Nobita, Doraemon dan kawan-kawan di masa prasejarah untuk mengembalikan Pisuke ke kampung halamannya. Mereka kembali dengan mesin waktu ke Amerika di zaman Cretaceous dan berhasil bertemu dengan Pisuke.
Tapi celakanya, ternyata mesin waktu rusak akibat serangan pemburu dinosaurus. Karena takut membuat Nobita dan kawan-kawan cemas, Doraemon tidak bilang-bilang pada mereka dan berusaha memperbaiki mesin waktu sendiri. Tapi akhirnya ketahuan juga.
Untungnya fungsi perpindahan waktunya baik-baik saja. Namun fungsi perpindahan ruangnya rusak. Jika ingin kembali ke masa kini, mereka harus pergi ke tempat kamar Nobita berada di masa itu dan masuk ke pintu waktu yang terbuka dari laci kamar Nobita.
Padahal sekarang mereka berada di Amerika, ribuan kilometer jauhnya dari Jepang. Untuk terbang ke Jepang dengan baling-baling bambu baterenya tidak akan cukup.
Suneo punya ide untuk mengistirahatkan baling-baling bambu secara berkala agar baterenya bertahan lebih lama. Akan tetapi di antara Jepang dan Amerika terbentang samudra Pasifik yang luas. Tidak mungkin mengistirahatkan baling-baling bambu di tengah lautan.
Untung Doraemon ingat, di masa itu Jepang dan Amerika masih terhubung dengan daratan di bagian utara. Jadi biar terpaksa jalan kaki sekali pun, suatu saat nanti mereka akan tiba di Jepang. Dimulailah perjalanan panjang menuju Jepang.
Saat baling-baling bambu diistirahatkan, Doraemon memberi makan Ornitomimus dengan Kue Danggo Penjinak Cap Momotaro sehingga bisa ditunggangi untuk meneruskan perjalanan. Kue penjinak itu juga menyelamatkan mereka dari Tyrannosaurus Rex.
Namun ternyata mereka masih belum luput dari incaran pemburu dinosaurus. Mereka adalah orang-orang yang pergi ke jaman purba untuk menangkap dinosaurus dan dijual pada orang kaya. Mereka tertarik pada Pisuke yang akrab dengan manusia. Selama ini tidak ada dinosaurus yang seakrab itu pada manusia. Pisuke pasti bisa dijual mahal.
Para pemburu memberi penawaran pada Nobita dan kawan-kawan, Jika Nobita bersedia menyerahkan Pisuke, maka mereka akan diberi uang banyak sekali. Bukan itu saja, para pemburu bersedia mengantar mereka pulang ke Jepang, ke masa kini. Mereka diberi waktu semalam untuk mempertimbangkannya.
Suneo membujuk Nobita untuk menyerahkan Pisuke. Toh dia tidak akan dibunuh, tapi dijual ke orang kaya. Pasti dia akan senang dipelihara di kolam renang. Nobita tidak setuju. Bukankah selama ini mereka berjuang keras agar Pisuke bisa kembali ke kampung halamannya, agar tidak hidup terkungkung di dalam kolam. Apalagi baling-baling bambu sudah rusak, tidak bisa digunakan lagi (sumber).
Read More......

0 comments

Get Smart

Get Smart

It's been a good couple of years for comedy, with people like Judd Apatow taking the genre to new and dizzyingly raunchy heights. Yet it hasn't been a particularly good time for big budget, formula comedies. You know, the kind cobbled together by a bunch of studio suits who don't know the difference between comedy and action, and then watered down until its appeal is so broad it is literally impossible for anyone not to be interested in it. For the sake of this review let's call it the Wild Hogs genre, though Wild Hogs is probably a perfect example of the genre at its worst. Even Adam Sandler, normally a staple of the wide appeal comedy has gotten edgy, with laughers about homosexuality and terrorism. Respectable funny people are making risky and challenging movies, leaving less talented folks like Martin Lawrence to make Welcome Home Roscoe Jenkins.

Along comes Get Smart: a standard, formulized, slick Hollywood comedy in the mold of Bruce Almighty or yes, Wild Hogs. Except this one's not only straight down the middle mainstream, it's also blissfully funny. Everyone can have a laugh, without feeling guilty about supporting the increasingly embarrassing career of a Tim Allen. It works because the original Get Smart worked, and the movie does a good job of translating the charm and wit of Don Adams' classic television series to the screen. In particular, Carell is the perfect stand-in for Adams, as the well-intentioned, sometimes egotistical, usually in over his head, shoe phone lovin' secret agent Maxwell Smart.

We meet Max as a lowly analyst working for a secret government agency called CONTROL. CONTROL's mission is to fight KAOS, their evil counterparts in Russia. Max is a brilliant (if overly detailed) information analyst, but all his life he's dreamed only of being a field agent, like CONTROL's number one badass Agent 23 (Dwayne Johnson). He gets his chance when KAOS uncovers the identity of CONTROL's agents, and starts knocking them off one by one. With no one else to do the job, Max gets promoted to field agent, and teamed up with agency bombshell Agent 99 (Anne Hathaway).

Their partnership is predictably, hilarious. Carell and Hathaway have surprisingly great chemistry, with Anne playing straight man to Steve's pompous yet utterly clueless antics. The movie works best when it's focused on their partnership, and the first three-fourths of Get Smart is a laugh riot as Max and 99 skydive into Russia to infiltrate a fancy dress party. Unfortunately, it runs out of gas in the last quarter, as they return to America and the film becomes increasingly focused on the action elements obligatory to any spy genre film, even a funny one. The action isn't particularly compelling or creative, and the wait becomes much too long in between jokes. Luckily most of the movie, especially early on, is dedicated almost entirely to letting Carell and Hathaway pull off wacky hijinks, of the sort that would have made the dearly departed Don Adams more than proud.

Less successful is some of the supporting cast, which suffers from an attempt by Warner Bros. to use their film as an advertisement for a DVD spin-off tie-in. Released the same week as the film will be a DVD starring the characters of Bruce and Lloyd, who appear in Get Smart as two of CONTROL's tech-nerds. While Bruce and Lloyd work in small doses, the film sometimes feels as if it's going out of its way to shoehorn them in where we really don't need them, as if its acutely aware of that impending DVD release and the pressing need to pimp those supporting players if they're going to sell copies of their solo movie. Luckily the rest of the supporting cast works much better. Terence Stamp is Siegfried, and while he may not have the comedic chops of the original Siegfried Bernie Kopell, he makes up for it by simply being over-the-top evil. Alan Arkin is perfect as The Chief, while an appearance late in the film by Patrick Wharburton as Hymie and a cameo early in the film by a knotty Bill Murray, really kill.

Get Smart is unquestionably a watered-down, formulaic Hollywood comedy, but it's also a pretty good adaptation of something that was funny. While it can't entirely escape the obvious mediocrity that comes with hilarity by numbers, Get Smart works well enough on a surface level to get a lot of laughs. What else do you want? It's a comedy (source). Read More......

0 comments

7.24.2008

The Dark Knight

7.24.2008
The Dark Knight adalah film Batman yang disutradarai oleh Christoper Nolan. Film ini merupakan kelanjutan dari Batman Begins yang ditayangkan tahun 2005 silam dan baru saja dirilis secara bersamaan pada tanggal 18 Juli dan berdurasi kurang lebih 2 jam 30 menit.



Batman (Christian Bale) dan Letnan Jim Gordon (Gary Oldman) berusaha memberantas organisasi kejahatan / mafia yang tersisa di kota Gotham. Dengan kerja sama seorang pengacara ternama bernama Harvey Dent (Heath Ledger Aaron Eckhart) dan pegawai Bruce Wayne bernama Lucius Fox (Morgan Freeman), Batman akhirnya berhasil menangkap Lau (Chin Han) yang merupakan tokoh utama dari organisasi kejahatan di kota Gotham. Kesaksian Lau membuat seluruh mafia di kota Gotham tertangkap. Joker (Heath Ledger), musuh lama Batman, kemudian memanfaatkan situasi ini untuk menteror kota Gotham dan membunuh orang-orang di kota Gotham untuk kesenangan pribadi.

Bercerita tentang joker, secara fisik joker disini tidak terlalu mirip dengan yang di komiknya. Tapi lebih keren karakternya disini, sesuai dengan perkembangan zaman :p. Cerdas menurut saya, kata-katanya maut, dan tentunya :gila. Sayang Heath Ledger sudah meninggal, mungkin dia bakal dapet Oscar kalo masih hidup.

Film ini terkesan suram mulai dari awal hingga akhir cerita. Sedikitpun tidak ada gurauan dan senyuman dalam film ini. Rating film ini juga bukan untuk segala umur, dikarenakan adanya adegan yang tidak boleh dilihat untuk anak kecil. Awalnya film ini agak sulit dicerna dan agak rumit jalan ceritanya. Penonton harus konsentrasi agar bisa mengerti jalan ceritanya dan nama para tokohnya. Ketegangan terus terasa hingga akhir cerita dan terdapat suatu pengorbanan tak terduga pada akhir cerita. Karakter yang ada di dalam film ini pun sangat menjiwai sekali, terutama Joker sebagai penjahat yang mengalami sedikit gangguan kejiwaan.
Read More......

0 comments