5.03.2012

Butiran Debu - Rumor

5.03.2012

Namaku cinta ketika kita bersama
Berbagi rasa untuk selamanya

Namaku cinta ketika kita bersama
Berbagi rasa sepanjang usia

Hingga tiba saatnya aku pun melihat
Cintaku yang khianat, cintaku berkhianat

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu

Aku tanpamu butiran debu, aku tanpamu butiran debu
Aku tanpamu butiran debu, aku tanpamu butiran debu

Beberapa waktu yang lalu, saya pergi karaoke. Saat itu saya mendengar lagu ini untuk pertama kalinya. Setiap kali mendengar lagu ini, hanya kesedihan yang bisa saya rasakan. Sudah lama saya melupakan yang namanya cinta. Saat saya mendengar lagu ini, saya merasakan luka yang pernah ada karena cinta itu terbuka lagi.

Mungkin lagu ini terlalu menyedihkan.. Tapi itulah yang akan kita rasakan saat cinta itu tiba-tiba harus pergi entah karena apapun. Bagi saya, cinta itu begitu berharga. Saat saya jatuh karena cinta, untuk berdiri pun saya tidak pernah sanggup lagi. Yang bisa saya lakukan adalah menjalani hidup mengalir seperti air dan menyembunyikan luka itu erat-erat. Bingung harus bersikap seperti apa.

Saya pernah mendengar pepatah ini “Cinta itu seperti pedang bermata dua”. Di satu sisi cinta itu begitu menyenangkan dan saya bersyukur pernah merasakan yang namanya cinta. Tapi di sisi lain ada hal yang begitu pahit yang kalau kita tidak berhati-hati kita akan merasakan pahitnya itu. Bahkan rasa sakitnya mengalahkan kenangan-kenangan indah yang pernah saya rasakan. Menyedihkan??? Ya… Tapi saya yakin, jika Tuhan mengijinkan maka Tuhan yang akan menyembuhkan luka sedalam apapun itu.

Tuhan bantu aku untuk menyembuhkan luka ini. Aku sendiri tak sanggup menyembuhkannya. Bahkan dengan segala usahaku. Aku hanya mampu menyembunyikannya.


0 comments:

Post a Comment