9.02.2008

Renungan Siapakah Jesus?

9.02.2008
Bacaan I: Jeremias 31: 31 - 34; Mazmur 51: 12 – 15, 18 - 19
Injil: Mateus 16: 13 - 23

Bagi anda, siapakah Jesus itu? Pada suatu waktu yang sangat tepat Jesus mencoba murid-murid-Nya melalui suatu pertanyaan yang sangat crucial dan sulit: "Kata orang, siapakah Anak Manusia dan apa katamu, siapakah Aku ini?" Dia dikenal secara luas di Israel sebagai manusia Allah yang sangat berkuasa, sekali pun dibandingkan dengan para nabi, Johanes Pemandi, Elia, dan Jeremias. Petrus, selalu cepat untuk menanggapi, berseru "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Tak ada satu mahluk hidup pun telah menyampaikan hal ini kepada Petrus. Lalu Jesus memberikan otoritas dan kuasa kepada Petrus untuk memimpin gereja yang akan didirikan oleh Jesus, suatu gereja yang tak akan dapat dihancurkan oleh kuasa apa pun.

Jesus menyinggung nama Petrus sebagai ‘Batu Karang’ dalam kedua bahasa Aramaic dan Yunani. Memanggil seseorang sebagai suatu ‘batu karang’ adalah satu dari pujian terbesar. Guru-guru agama purba memiliki suatu peribahasa yang mengatakan bahwa ketika Allah melihat Abraham, Dia berseru: “Saya telah menemukan suatu batu karang di atasnya saya akan membangun dunia”. Melalui Abraham Allah menciptakan dan membangun suatu bangsa untuk diri-Nya. Melalui iman, Petrus memahami siapa Jesus sesungguhnya. Dia adalah rasul pertama yang mengakui Jesus sebagai ‘Yang Diurapi (Mesias dan Kristus) dan satu-satunya Putera Tunggal Allah. Perjanjian Baru melukiskan gereja sebagai suatu rumah rohani atau kenisah dengannya setiap anggota bersatu sebagai batu hidup (1 Petrus 2: 5). Iman akan Kristus menjadikan kita batu karang atau batu-batu rohani. Tuhan Jesus menguji masing-masing kita secara pribadi dengan pertanyaan yang sama: "Menurut engkau, siapakah Aku ini?"

Ketika Jesus menyampaikan kepada murid-murid-Nya bahwa Dia harus menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh, Dia juga meramalkan bahwa Dia akan dibangkitkan pada hari ketiga. Seperti biasa, Petrus selalu cepat menanggapi, menolak notion bahwa Mesias harus menderita dan dibunuh. Ini bukanlah gambaran Mesias yang diharapkan oleh Petrus dan orang-orang Jahudi. Mereka tidak mengerti bahwa nabi Jesaya, tujuh ratus tahun sebelum kelahiran Jesus, telah meramalkan bahwa Yang Diurapi oleh Allah akan datang sebagai hamba yang menderita, dihina, ditolak, dan dihukum mati karena dosa-dosa dunia (Jesaya 52: 13 – 15; 53: 1 – 12). Jesus melihat di dalam penolakan Petrus suatu godaan untuk menghindari jalan salib yang melibatkan ketaatan dan kepercayaan kepada kehendak Allah, dan bersedia menderita dan berkorban demi orang lain. Jesus memperingatkan atau secara tegas berkata bukan saja kepada Petrus tapi juga setan, maliakat-malaikat besar yang tidak taat kepada Allah dan menolak untuk melayani Tuhan dan penciptanya.

Apakah anda siap untuk mengikuti Tuhan Jesus, menderita dan mati untuk Dia, sehingga engkau boleh juga mengambil bagian dalam kemuliaan dan kebangkitan-Nya?

Tuhan Jesus, saya mengaku dan percaya bahwa Engkau adalah Kristus, Putera Allah yang hidup. Kuatkanlah imanku ketika saya menghadapi godaan dan kesulitan hidup sehingga saya boleh mengikuti-Mu dengan setia Tuhan dan penyelamatku. Amen.

Francistown – Botswana, 7 Agustus 2008
P. Joe Ruma,SV