8.03.2011

Mengampuni dan Melupakan

8.03.2011

Kemarin pada saat dalam perjalanan pulang, saya mendengarkan renungan mengenai mengampuni dan melupakan. Di sana dikatakan kalau kita belum melupakan sama artinya kita belum mengampuni orang yang berbuat kesalahan kepada kita. Melupakan bukan dalam arti hal itu hilang begitu saja atau kita sama sekali tidak mengingatnya, tetapi lebih ke arah kita tidak akan mengungkitnya lagi dalam keadaan apapun.

Renungan itu membuat saya teringat satu hal yang baru saja saya alami. Beberapa hari yang lalu saya melanggar janji yang sudah saya buat sendiri di hari-hari sebelumnya. Pembatalan janji itu tentu saja, saya punya alasan dan pertimbangan kenapa saya dengan terpaksa harus membatalkan janji tersebut. Tapi saya tau, saat kita sudah berjanji, orang yang kita janjikan itu akan menaruh harapan besar atau bahkan akan berkorban untuk janji itu, jadi pada saat saya membatalkan saya tau dia pasti merasa sangat kecewa apapun alasannya. Dia tidak pernah mengatakan secara langsung kepada saya kalau dia kecewa, tapi saya bisa mengetahui dari sikapnya kepada saya.

Sebenarnya saya sudah mencoba berbagai cara untuk melakukan apa yang harus dilakukan hari itu termasuk memenuhi janji saya. Tapi apa daya, saya harus memilih salah satu. Ini adalah bagian yang sulit saat saya harus memilih salah satu. Akhirnya dengan banyak pertimbangan, akhirnya saya terpaksa harus membatalkan janji yang sudah saya buat sendiri. Tentu saja orang tersebut merasa kecewa. Saya tau dan saat itu juga saya mencoba meminta maaf dan menjelaskan alasan saya. Tapi mungkin dia belum bisa menerima karena hal itu baru saja terjadi. Saya mencoba beberapa cara sampai akhirnya saya sampai pada batas kesabaran saya. Dari sini saya tau ternyata selama ini saya belum melupakan meskipun saya sudah tidak merasa terganggu lagi dengan hal-hal itu.

Saya berpendapat seperti itu karena saat saya merasa sudah cukup dengan usaha saya untuk meminta maaf dan ternyata belum berhasil, pikiran bagaimana kekecewaan saya yang pernah ada meskipun itu mungkin tidak sengaja dia lakukan (tanpa dia sadari tapi sudah membuat saya kecewa) jadi teringat kembali. Bagaimana saya kecewa saat saya membutuhkan dia tetapi dia tidak ada terus terulang di pikiran saya, bahkan sempat saya berpikiran bahwa kenapa saya harus berusaha kalau saat dia kecewa dia tidak mau mengerti saya tetapi saat saya kecewa meskipun berat tetapi saya berusaha untuk menerima meski tanpa kata maaf (karena tidak semua hal, orang menyadari bahwa dia sudah membuat kecewa).

Bukan pemikiran yang baik menurut saya. Seharusnya pemikiran itu tidak pernah ada dalam pikiran saya karena saya yang memutuskan untuk menerima segalanya dan tidak pernah ada paksaan dari siapapun. Saya tulus kepadanya hanya itu yang Tuhan ingin saya lakukan.

Tapi disini saya belajar satu hal bagaimana saya harus benar-benar memaafkan dan melupakan apa yang sudah orang lain perbuat kepada saya meskipun itu berat tapi inilah hidup. Saat kita berusaha memaafkan dan melupakan saya yakin Tuhan sedang tersenyum melihat usaha kita dan akan terus memberikan kita semangat.Saat kita telah berhasil memaafkan dan melupakan, saya yakin Tuhan sudah menyiapkan sesuatu yang indah buat kita.

Lagu ini yang membuat saya malu atas apa yang sudah saya pikirkan.


Kau menanggung kutuk dosa ku
Betapapun besarnya itu
Sehingga Bapa di Surga
Memalingkan wajah dari Mu

Kau lunasi hutang dosa ku

Betapapun mahalnya itu
Tak pernah sekali jua
Kau mengungkit lagi masa lalu

Mengampuni dan melupakan

Itulah yang Engkau ajarkan
Supaya ku 'kan mengampuni
Dan melupakan... 

Semoga tidak hanya saya yang dapat belajar dari pengalaman ini, tapi semua orang yang secara tidak sadar belum mengampuni dan melupakan orang-orang di sekelilingnya.

2 comments:

Kristopen Dani Pampang said...

Ada Mp3X gak,,??

Nit2x said...

Ada... Mau saya kirim ke email????

Thx uda berkunjung...

Post a Comment